4 Hari Wisata Di Hakone (bagian 1) – Edisi Liburan di Jepang Day 8 to 11
4 Hari Wisata Di Hakone – bagian 1.
Hakone adalah salah satu tempat wisata yang wajib dikinjungi jika kalian berlibur ke Jepang. Selain terkenal dengan Onsen-nya (hot spring), di Hakone juga terdapat museum-museum setara International. Seperti halnya Picasso dan Venetian Glass Museum. Bunga sakurapun banyak didapati disana kalau tepat pada musimnya.
Terletak tak begitu jauh dari Tokyo, Hakone bisa dijangkau dengan berbagai macam kendaraan umum seperti bus, kereta api dan juga Romancecar (kereta api spesial milik perusahaan Odakyu yang disediakan untuk para turis yang menyuguhkan perjalanan yang lebih menyenangkan serta romantis).
Berikut adalah pengalaman kami berwisata 4 hari di Hakone (waktu termasuk perjalanan pergi dan pulang).
Hampir seluruh hari ke 8 liburan kami di Jepang kami gunakan untuk traveling dan mencari informasi dimana kami bisa mendapatkan tiket kendaraan umum ke Hakone. Inilah enaknya berwisata di negeri orang tanpa ikut tour. Kami bisa benar-benar merasakan petualangan yang mendebarkan karena semuanya harus diurus sendiri. Tak hanya itu saja, keuntungan berlibur sendiri adalah kita jadi lebih banyak tahu (tambah pengetahuan), lebih bisa menikmati budaya lokal negara tujuan dan tak kalah pentingnya waktu yang kita milikipun lebih flexible. Tapi syarat mutlak berlibur sendiri adalah motivasi yang tinggi. Tergantung apa alasan kalian berlibur, kalian harus sudah memiliki rencana dan persiapan matang sebelum mengunjungi negara tersebut. Seperti yang saya tulis pada blog post edisi Liburan di Jepang beberapa waktu lalu.
Hari itu kami memutuskan untuk mencoba menggunakan jasa bus umum ke Hakone. Dari hotel Arch Hanzomon kami menuju ke Stasiun Shinjuku dengan mengendarai taxi karena barang bawaan kami lumayan berat. Dua koper besar, di tambah hand luggages bisa bikin rumit kalau naik kereta api. Ongkos taxi dari Hanzomon ke Shinjuku sekitar 2000 yen atau kurang lebih dua ratus ribu rupiah. Sesampainya di Shinjuku, taxi berhenti tepat di pemberhentian bus ke arah Hakone.
Kami menengok ke kanan kiri tapi loket pembelian karcis bus tak juga kelihatan. Bahkan kami berjalan beberapa ratus meter di sekitar tempat tersebut namun hasilnya nihil. Akhirnya kami bertanya kepada bagian informasi mall Odakyu, barulah mereka menunjukkan dimana letak loket pembelian tiket ke Hakone.
Sesampainya di loket bus dengan papan tulisan diatas “Odakyu Sight Seeing Centre”, antrian sudah sangat panjang. Tapi saya lihat kantor yang terletak disebelah kiri (dengan papan tulisan yang sama) terlihat sepi. Hanya ada dua orang customer di ruangan itu. Pergilah saya kesitu dan bertanya kalau mereka menjual tiket ke Hakone. Setelah berbincang-bincang dengan salah satu karyawan disana, ternyata tempat ini tidak hanya menjual tiket bus. Tapi juga berbagai paket tour (lokal) termasuk penginapan dan kendaraan umum dan kereta api spesial mereka “Romancecar” yang menuju Hakone, Enoshima dan Kamakura.
Dari sana kami membeli ticket bus ke Hakone dan 3 days Hakone Freepass. Dengan Hakone freepass, kami bisa menggunakan berbagai jenis transportasi di daerah Hakone, seperti Tozan Jalur Hakone, Hakone Cable Car dan Hakone Ropeway. Kalau kalian berencana mengunjungi banyak tempat wisata di Hakone, 2 days atau 3 days Hakone Freepass sangat berguna, nyaman dan ekonomis. Berikut adalah alamat Odakyu Sight Seeing Centre di Shinjuku : Odakyu Department Store, Lantai Ground. Buka dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore.
Peta diatas menunjukkan kendaraan-kendaraan yang termasuk dalam 2 days dan 3 days Hakone Freepass.
Setelah mendapatkan tiket yang kami butuhkan, kami kembali ke tempat pemberhentian bus. Tak lama kemudian bus kami tiba dan antrian orangpun mulai memasuki bus dan memilih tempat duduk masing-masing. Tak banyak yang bisa saya tulis mengenai perjalanan kami naik bus ke Hakone karena hampir sepanjang jalan saya tertidur 🙂 Tapi saya tahu kalau jalan menuju kesana berkelok dan menanjak, seperti jalanan ke Puncak Pass di Bogor.
Perjalanan dari Tokyo (Shinjuku) ke Hakone (Stasiun Togendai) memakan waktu kurang lebih 2 jam dengan menggunakan bus umum.
Kira-kira 15 menit sebelum stasiun Togendai, kami memencet bel tanda berhenti dan keluar dari bus karena tanpa sengaja kami melihat hotel dimana kami tinggal selama di Hakone. Yaitu Mount View Hakone Ryokan. Karena bus tidak bisa berhenti disembarang tempat, kami harus berjalan beberapa ratus meter dari pemberhentian bus resmi ke hotel.
Karyawan di hotel sangat ramah, bahkan bisa dibilang super ramah. Hanya karyawan di bagian reception saja yang bisa fasih berbahasa Inggris, lainnya…. mau tak mau kami harus menggunakan bahasa tubuh atau berusaha berbahasa Jepang ala kadarnya untuk berkomunikasi dengan mereka 🙂
Kami sengaja memesan kamar hotel yang sangat tradisional atau juga disebut Ryokan. Ryokan adalah sejenis penginapan tradisional Jepang yang bermula dari jaman Edo yaitu tahun 1603 sampai tahun 1868. Ruangan biasanya berlantai tatami (tikar yang terbuat dari jerami), di tempat penginapan juga tersedia kamar mandi umum, dan tempat umum lain dimana tamu penginapan diperbolehkan memakai yukata dan berbincang dengan pemilik penginapan. Ketika di dalam kamar, sepatu dan sandal harus dilepas dan berganti dengan memakai kaos kaki ala jepang.
Sambil menungu waktu makan malam, kami beristirahat sebentar dikamar. Karena masih agak lama, kami memutuskan untuk mencoba private onsen.
Onsen adalah istilah untuk air panas alami dalam bahasa jepang. Istilah ini sering kali digunakan untuk menggambarkan fasilitas mandi dan penginapan yang terletak disekitar mata air panas (hot spring). Negara Jepang memiliki ribuan onsen yang tersebar diseluruh negaranya. Secara tradisional, onsen digunakan sebagai tempat mandi umum dimana menarik banyak wisatawan baik domestik maupun asing. Karena baru pertama kali mencoba onsen, kami memutuskan untuk memilih yang private, baru kalau sudah PD nanti kita coba yang umum (public).
Di hotel tempat kami menginap mematok harga private onsen 3000 yen atau sekitar 300 ribu rupiah selama 45 menit untuk couple. Sementara public onsen gratis.
Berikut adalah tata cara onsen baik private maupun public (umum):
1. Lepas semua pakaian termasuk pakaian dalam. Lalu taruh ditempat yang disediakan (biasanya locker maupun sekedar keranjang).
2. Mandilah terlebih dahulu ditempat yang disediakan (biasanya tak jauh dari onsen). Mandinyapun harus duduk menggunakan tempat duduk kecil yang disediakan. Mandilah yang bersih dengan menggunakan sabun dan flannel (handuk kecil) untuk membersihkan badan. Setelah selesai, bersihkan tempat mandi di sekitar kalian dan taruh kembali bangku kecil ditempatnya. Bawalah handuk kecil (flanel) bersama kalian.
3. Setelah mandi bersih, berjalanlah ke tempat pemandian (onsen) dan masuk ke dalam onsen dengan hati-hati. Jika kalian menggunakan tempat onsen umum, pakailah handuk kecil kalian untuk menutupi aurat. Ingat, onsen/hot spring bath bukannya kolam renang. Jadi berenang disitu dilarang.
4. Ketika sudah di dalam onsen / hot spring bath, taruhlah handuk kecil ditepi kolam pemandian. Atau bisa juga di taruh di atas kepala. Jangan sampai kalian menaruh handuk kecil kalian di dalam air apalagi mencucinya disana, hal ini sangat DILARANG !
5. Fungsi onsen / hot spring bath adalah untuk relax bukannya membersihkan badan. Jadi ketika di dalam hot spring bath sebaiknya tidak berisik dan cobalah untuk menikmatinya.
6. Berlari di area onsen dilarang.
7. Pengambilan foto dan video dilarang (public onsen).
9. Setelah selesai onsen, keluarlah dari kolam pemandian. Keringkan dahulu badan kalian dengan handuk sebelum memasuki area locker atau tempat berganti baju.
10. Dianjurkan untuk tidak menggunakan hot spring bath sebelum atau setelah makan makanan yang berat-berat seperti makan siang atau makan malam. Juga setelah mengkonsumsi minuman dengan kadar alkohol yang lumayan tinggi.
Setelah selesai private onsen, kami langsung berganti memakai yukata dan bersiap untuk makan malam. Makan malam kami pesan untuk jam 7. Ketika kami turun ke restaurant sekitar jam 6.45menit, staff meminta kami untuk menunggu karena belum ada jam 7. Kami duduk menunggu di loby bersama tamu-tamu lain yang memesan dinner pada waktu yang sama. Tepat jam tujuh malam, tidak kurang dan tidak lebih, staff restaurant mempersilahkan kami untuk memasuki area restaurant.
Begitu pintu dibuka,kami bisa melihat meja-meja yang tertata rapi dan menu makanan tradisional Jepang-pun sudah tersedia di atasnya. Setiap kamar atau group mendapatkan satu meja sendiri. Tak terkecuali kami berdua.
Makanan diatas adalah makan malam yang disediakan untuk kami berdua. Menu-menu tradisional Jepang tersebut sangat menarik cara penyajiannya. Ikan sashimi segarpun tak ketinggalan dihidangkan. Kami beruntung sekali bisa belajar memasak makanan Jepang ketika kami di Tokyo beberapa hari sebelum perjalanan ke Hakone.
Kami sudah terlalu kenyang sewaktu menu penutup tiba. Jadi desert kue dan buah tersebut kami bawa ke kamar untuk dimakan nanti 🙂
Sesampainya di kamar, ruangan yang tadinya hanya meja dan bangku berubah menjadi tempat tidur. Inilah tempat tidur tradisional ala Jepang. Meskipun tidur di bawah, rasanya nyaman juga. Baru kami mengerti kenapa mereka memiliki dua pilihan jam makan malam untuk tamu-tamunya. Selain untuk memudahkan mengatur meja makan, yang terpenting adalah memudahkan pengaturan jadual persiapan pengaturan tempat tidur. Zzzz…zzzz…..zzzzz……..
Bersambung…………
Buku Harian Dapur Arie 16.04.2015
Related
2 comments
Author
Hi Chi, nama hotelnya Mount View Hakone Ryokan. Have fun holiday di Jepang yah 🙂
Sorry super telat ngebalesnya, maklum baru punya baby !
Hallo,
Boleh tau gak kmu nginep dimana ya itu?
Thanks loh da sharing. hehehe.