Hari Ketiga di Tokyo – Edisi Liburan di Jepang Day 3
Hari Ketiga di Tokyo – Edisi Liburan di Jepang Day 3.
Mengunjungi Tokyo Barat (Western Tokyo).
Hari ketiga di Tokyo agak santai. Entah kenapa kami berdua merasa capek seperti kurang tidur. Mungkin karena terlalu banyak makan pada malam sebelumnya. Anyhow, kami meninggalkan hotel sekitar jam 11.00 pagi. Hari ini jadual kami adalah melihat-lihat apa yang ada di daerah Tokyo bagian barat. Daftar tempat yang akan kami kunjungi adalah Shibuya, Shinjuku, Harajuku termasuk Meiji Shrine dan Yoyogi Park. Perjalanan naik kereta dari Hanzomon ke Shibuya hanya memakan waktu sekitar 16 menit. Keretapun tak terlalu penuh karena jam orang berangkat kerja sudah lewat.
Shibuya.
Daerah Shibuya adalah daerah pertokoan. Dari barang-barang murah sampai branded. Kalau kalian suka shopping, seharian di Shibuya bakalan masih kurang karena banyaknya toko-toko yang bisa dilihat-lihat.
Shibuya Crossing. Tempat menyeberang ini sangat terkenal di Tokyo karena jumlah orang-orang yang menggunakannya setiap hari. Bahkan pada saat saat tertentu yaitu rush hour terdapat 2.500 orang yang menyeberang shibuya crossing ini pada saat yang bersamaan. Gila kan ? Untung saja sewaktu kita menyeberang bukan waktu sibuk. Jadi hanya terdapat ratusan penyeberang.
Sebenarnya tujuan utama kami ke Shibuya adalah untuk membeli hair straightener (alat pelurus rambut). Karena hair straightener yang saya bawa dari Australia memiliki kapasitas watt yang berbeda. Jadi untuk kalian yang nggak bisa lepas dari hair straightener atau juga hair curler seperti saya, maka dianjurkan untuk men-cek kapasitas listrik alat-alat kalian sebelum pergi ke Jepang. Jangan sampai jauh-jauh sudah bawa semua alat tersebut tapi ternyata nggak bisa dipakai. Sepertinya memang hal sepele, tapi untuk kita para perempuan bisa runyam urusannya kalau ada bad hair day 😉
Makan siang di Tokyu Department Store.
Setelah mendapatkan hair straightener/curler dari Bic Camera, perut kami sudah bukan keroncongan lagi. Melainkan dangdutan. Ketika kami melihat jam, ternyata sudah pukul 12.35 siang. Pantas saja rasa lapar sepertinya sudah tidak bisa ditahan. Ternyata kami sudah berjalan lumayan lama. Pergilah kami ke Tokyu Department Store lantai 8. Dimana terdapat restaurant – restaurant Jepang yang bisa dibilang sedikit up market (paling tidak beberapa restaurant-nya).
Menu direstoran yang kami kunjungi terlihat cantik dan unik. Karena saat itu lagi musim bunga sakura, maka menunyapun disesuaikan dengan musim. Yaitu sakura set menu.
Kami memesan dua sakura set menu yang berbeda dan dua-duanya terlihat enak. Suasana di restoran sangat sunyi. Memang tidak terlalu banyak pengunjung, tapi orang-orang Jepang sangat menghormati privacy orang lain. Jadi di tempat-tempat umum seperti restoran (asalkan bukan pub) biasanya orang berbicara dengan volume wajar. Tidak ada yang berbicara keras-keras meskipun mereka minum sake. Bahkan restaurant-pun membuat pemandangan di dalam restaurant lebih nyaman yaitu dengan menutup tas atau barang-barang bawaan kita dengan selembar kain bersih yang di khususkan untuk itu.
Setelah sekitar 15 menit, makananpun berdatangan. (Jangan ditanya nama-nama makanannya karena semua dalam bahasa Jepang 🙂 )
Lobak putih dan ikan.
Chawan Mushi (putih telur kukus dengan campuran ayam, jamur shiitake dan rumput laut).
Sup ikan.
Ikan segar (sashimi) dengan bunga sakura hidup.
Tahu (soft tofu), dll.
Tahu, mirip yang diatas, dll.
Ikan.
Nasi dan sup miso (datangnya selalu belakangan).
Desert.
Desert.
Meskipun kami sama sekali tidak tahu nama-nama dari makanan tersebut diatas, tapi kami tahu sebagian bahan-bahan yang digunakan. Dan mayoritas rasanya lumayan enak. Yang paling penting adalah, kami belum pernah mencoba makanan-makanan tersebut sebelumnya. Ada beberapa yang kami kurang suka tapi sangat sedikit sekali.
Harajuku (Takeshita Street).
Selesai makan siang dan melihat-lihat daerah sekitar Shibuya, kami naik kereta api ke Harajuku. Yang konon terkenal dengan Harajuku girl juga toko-toko yang menjual baju-baju dan accessories ala Harajuku.
Stasiun kereta api di Harajuku terlihat berbeda dengan stasiun-stasiun lain di kota Tokyo. Gedungnya terlihat lebih berkarakter.
Daerah Harajuku ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Bisa dibilang agak mengecewakan. Saya pikir daerahnya luas, dengan toko-toko yang berkelas. Tapi ternyata hanya gang-gang yang menjual baju-baju dan accessories Harajuku yang terlihat seperti Factory Outlet di Bandung. Kami kesana pas hari Sabtu, jadi tempatnya penuh dengan pengunjung. Jalannyapun berdesak-desakan. Dan yang lebih mengecewakan lagi tidak banyak anak-anak yang dress up ala Harajuku. Jadi benar-benar seperti mengunjungi Factory Outlet pada saat weekend.
Kata teman kami yang asli dari Jepang, Harujuku biasanya sangat ramai pada hari minggu (banyak sekali yang memakai kostum Harajuku). Dan yang paling mengagetkan kami, ternyata lebih banyak orang-orang dari luar negeri yang memakai kostum Harajuku dibanding dengan orang lokal. Hmmm….menarik sekali bukan ?
Yoyogi Park & Meiji Shrine.
Selesai melihat-lihat daerah Harajuku (yang bukan style saya), kami berjalan menyeberangi jembatan di atas rel kereta api Harajuku untuk mengunjungi Yoyogi Park. Dimana didalam taman tersebut terdapat Kuil Meiji (Meiji shrine).
Tamannya berukuran besar sekali. Typical taman tropis dan berbeda sekali dengan Chiyoda Park maupun Ueno Park. Yoyogi Park terlihat lebih natural mirip sekali dengan hutan tropis. Seperti halnya Chiyoda Park, taman ini juga digunakan penduduk sekitar untuk jogging dan picnic. Tapi perlu diingat, pengunjung dilarang untuk menggunakan tripod digerbang pintu taman. Dikarenakan banyaknya pengunjung, jadi tripod bisa mengganggu lalu lintas pengunjung. Tidak hanya tumbuhan tropis, dibagian lain Yoyogi Park terdapat juga kolam buatan dan pohon-pohon sakura. Hanya saja waktu kami kesana sudah agak capek jalan kaki di taman, jadi tidak sempat ke bagian lain Yoyogi Park.
Kuil Meiji (Meiji Shrine) berukuran lumayan besar.
Tempat ini selalu dipadati pengunjung baik wisatawan maupun penduduk lokal. Karena Kuil Meiji masih aktif dan masih digunakan untuk berdo’a. Perlu diingat, pengambilan foto tepat di dalam kuil tidak diperbolehkan. So please respect the rule biar holiday kalian semakin menyenangkan 🙂
Shinjuku
Hari sudah menjelang sore ketika kami selesai melihat-lihat Yoyogi Park. Dalam perjalanan pulang, kami berhenti di Shinjuku untuk melihat-lihat Gedung Pemerintahan Jepang di Tokyo, mumpung hari belum terlalu gelap. Dari stasiun Shinjuku kami keluar melalui pintu barat. Kami berjalan kaki di bawah tanah (underground) hanya beberapa menit sebelum akhirnya sampai di Government Building (gedung pemerintahan).
Kami melihat-lihat seputar gedung. Struktur gedung pemerintahan Jepang di Tokyo ini mengingatkan saya akan Vatican City. Namun skalanya jauh lebih kecil. Patung-patung yang berada di depan gedung terlihat sangat modern sekali.
Antrian tidak terlalu panjang untuk memasuki gedung pemerintahan. Dimana pengunjung diperbolehkan untuk naik ke gedung tingkat 45 untuk menikmati kota Tokyo dari atas.
Dari tingkat 45 gedung pemerintahan di Shinjuku, Tokyo, kami berjalan memutar untuk bisa melihat pemandangan dari lokasi berbeda.
Foto Dari sisi lain.
Hari ketiga liburan kami di Jepang bisa dibilang sangat menyenangkan !
Ikuti terus postingan-postingan Dapur Arie yang akan datang 🙂 Silahkan untuk meningggalkan pesan dibawah jika kalian memiliki pertanyaan mengenai liburan ke Jepang. Arigato 🙂
Buku Harian Dapur Arie tertanggal 11.04.2015.
Related